Maniac Phase

Niat untuk selalu konsisten menulis ternyata sangat sulit untuk dilakukan. Banyak sekali godaan untuk memulai menulis. Ah, untuk membuka laptop saja sebenarnya telanjur hilang semangat karena kadang sangat lemot, padahal bisa dibilang baru dan jarang saya gunakan. Mau menulis lewat smartphone juga rasanya kurang leluasa, karena kemampuan mengetik cenderung lambat di layar yang hanya beberapa inchi . Berbeda dengan di laptop, saya bisa menggunakan teknik 10 jari yang sering membuat sirik beberapa orang. Ya, saya menyombong untuk masalah ini haha.

Sesuai judul di atas, saya sedang pada fase maniak saat menulis ini. Maksudnya begini, saya merasa sedang kelebihan energi, sudah melakukan banyak hal sepanjang hari ini tapi tidak terasa lelah sama sekali. Jika tidak disalurkan, saya akan melakukan hal yang tidak jelas, seperti mengetuk-ngetuk meja, menggigit-gigit jari, mengomel dan bicara dengan sangat cepat, menyanyi secara random, dan kegiatan tidak jelas lainnya.

Sejak pagi saya menyiapkan snack pagi, memasak menu lengkap, dan mengurus tanaman. Sebenarnya saya sangat mengantuk, karena semalam saya susah tidur, ehm beberapa hari ke belakang juga sulit tidur sih. Saya mencoba tidur sebentar saat menunggu Emak kembali dari membeli beberapa bahan masakan, tapi tidak bisa. Baru bisa tidur saat selesai memasak dan itupun kesulitan.

Selepas dhuhur, saya mandi dan bersiap-siap pergi ke swalayan bahan dan alat memasak bersama Emak, di Toko Sukses Jaya dan Toeng Market. Sebenarnya saya bukan orang yang betah berlama-lama di swalayan. Biasanya saya hanya akan langsung menuju ke alat dan bahan yang saya butuhkan, tidak melihat-lihat rak satu per satu. Hari ini saya meneliti setiap raknya, melihat produk-produknya, sampai telaten mencari label harga sendiri tanpa bertanya ke karyawannya jika kesulitan. Sangat tidak biasa.

Kemudian menuruti keinginan saya sejak beberapa hari yang lalu, kami pergi ke Mier untuk membeli croissant dan Amstirdam untuk membeli es kopi. Beberapa hari tidak keturutan karena setiap hari hujan dan tanggung kalau hanya beli 1 saja via ojek online. Sebenarnya ini salah, karena (menurut saya) kopi bisa memperparah fase ini pada saya. Saya belum memastikan efek konsumsi kopi ini ke dokter saya. 

Lelah? Iya kaki saya lelah tapi saya masih bersemangat. Mengingat saya sedang bersama Emak, kami tidak bisa berlama-lama, karena Emak mengejar waktu Ashar.

Sampai di rumah saya malah berkaraoke dengan aplikasi di smartphone. Benar-benar sampai berkeringat. Bosan, tapi tetap ingin aktif terus, tapi saya sudah bingung harus melakukan apa lagi. Scrolling berbagai media sosial pun malah bosan. Mencoba menyalurkan apa yang saya rasakan melalui Twitter dan bercerita ke Ditong, berharap bisa mengurangi ke-terlalu-aktif-an saya, tapi tidak ada pengaruh sama sekali.

Ditong sampai terkejut kalau saya bisa sampai seperti ini. Jangankan Ditong, saya sendiri yang mengalami selalu bingung. Padahal beberapa hari ke belakang saya tidak mood untuk melakukan apapun, hanya tidur-tiduran, melamun atau bermain dengan smartphone. Pergerakan besar saya mungkin hanya kalau makan, ke kamar mandi dan shalat.

Akhirnya saya konsultasikan ke psikiater saya. Beruntung sekali dr. Agung adalah dokter yang sangat responsif saat saya konsultasi via Whatsapp. Beliau sarankan untuk mengkonsumsi kembali obat saya, yaitu mood stabilizer. Beliau juga menyarankan untuk melakukan sesuatu yang produktif untuk melampiaskan (saya bingung kata apa yang lebih tepat untuk ini) fase maniak ini, di samping mengkonsumsi obat saya.

Dan akhirnya di sinilah saya, mencurahkan isi pikiran dan hati saya. Mungkin jika saya membaca tulisan saya ini lagi, saya akan berpikir, "Tulisan macam apa ini". Tapi saya sudah berjanji akan belajar untuk tidak menghakimi karya saya sendiri, seperti sebelumnya.

Saya kira tulisan ini sudah cukup panjang untuk menggambarkan apa yang sedang saya rasakan. Selanjutnya mungkin saya akan bermain dengan gitarlele saya dan merekam nyanyian saya agar bisa saya unggah ke Soundcloud saya. Oh ya, ini akun Soundcloud saya, barangkali ada yang ingin mendengarkan suara saya.

Saya sangat senang jika saya bisa melakukan interaksi dengan Anda di kolom komentar atau media sosial saya lainnya. Terima kasih banyak sudah membaca tulisan saya.


XOXO,


AKRF



It's so hard to consistently write. There are too many distraction for me to start writing. Uhm, actually I already lost my enthusiasm to just open my laptop, because it's running so slow though it's quite new and I rarely use it. Writing on smartphone is also less comfortable, my typing skill's tend to be slower. But with laptop, I can type with my 10 fingers technique, which often make people jealous. Well, I lil bit cocky about this. LOL.

As the title above, I was in maniac phase when I was writing this. I mean, I was feeling like having so much energy, I've done so many things this day but I wasn't tired at all. If not doing anything, I would do something freak, like knocking table (or my own body), biting my fingers, mumbling or speaking swiftly, singing randomly, etc.

From this morning, I prepared my morning snack, cooked complete menu, and took care of my plants. I was so sleepy actually, because I couldn't sleep at night, uhm some days before I also having trouble in sleeping. I tried to sleep when waiting for my mom back from buying some ingridients, but I couldn't. I just could sleep after cooking, and that too was difficult.

After Duhr, I took a shower and prepared to buy some groceries with my mom, at Sukses Jaya shop and Toeng Market. In fact, I can't stand too long at groceries. I usually will directly go towards what I need. But today I looked at every shelf, each product, and patiently looked for the price tag by myself without asking the clerk even if I had trouble in finding it. So unusual.

Then for fulfilling my desire since some days before, we went to Mier to buy croissants and Amstirdam to buy  iced coffee. I didn't buy some days before because always rain and it would cost too much to buy it online. I know to consume caffeine is wrong, IMO, because it could worsen this phase on me. I haven't confirmed it yet to my doctor.

Tired? Yeah, my legs were tired, but I was still so full energy. But I was with my mom, so we couldn't linger because she needed to be at home at Ashr.

Arrived home, I even karaoke in my smartphone, until sweating. I was bored. My energy still so full, but I didn't know what to do. I was scrolling in social media, but it was boring also. Trying to tell what I feel on Twitter and to Ditong, hoping it could reduce my over-active, but it had no affect at all.

Ditong was shocked knowing I could be like this. Let alone her, my own self always confused. Whereas some days before I wasn't in the mood to do anything. Just laying on my bed, daydreaming or playing on my smartphone. My big move was only to eat, to the bathroom and praying.

Finally, I consulted to my psychiatrist. Fortunately, dr. Agung is a super responsive doctor when I consult via Whatsapp. He suggested me to consume my pills, kind of mood stabilizer. He also suggested me to keep productive in this phase, beside consume my pills.

And finally here I am, writing what inside my mind and my heart. Maybe if I read this post someday, I would think, "What kind of writing is this". But I've promised that I would try to not judge my own work, like before.

I think this is enough to describe what I feel. Hereafter, maybe I would play my guitalele and record it so I can upload it on my Soundcloud. Well, perhaps you wanna listen to my voice, this is my account.

I'd like to interact with you on this comment column or my other social media. Thank you for reading my post.


The screenshot of me and my psychiatrist chat





XOXO,


AKRF

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top